Subscribe

Powered By

Free XML Skins for Blogger

Powered by Blogger

Rabu, 23 Desember 2009

Kunjungan ke Panti

Assalamu 'alaikum wr.wb.

  

Mohon maaf sebelumnya karena kemarin sempat bolos posting. Bukan tanpa sebab, tetapi karena kemarin sedang ada acara seharian bersama teman-teman kelas untuk mengunjungi salah satu panti asuhan di daerah bogor. Ide ini di cetuskan oleh salah satu (beberapa) teman kami yang mengusulkan agar liburan kami kali ini di isi dengan acara yang bermanfaat sekaligus bisa dijadikan sebagai lahan amal. Nah, timbullah ide untuk melakukan kunjungan ke panti saat liburan. Kebetulan ada teman yang keluarganya mengelola suatu panti di daerah bogor.

 

Mengapa harus di bogor ? Kenapa harus jauh-jauh sementara di Jakarta juga ada banyak panti ? heheh,,, itu salah satu pertanyaan beberapa teman saat kami melakukan rapat kelas. Jadi begini ceritanya, panti yang akan kami kunjungi ini bukanlah panti biasa yang pada umumnya. Panti ini memiliki perbedaan sendiri yang khas. Perbedaan nya terletak pada anak-anak yang tinggal disana. Panti tersebut merupakan panti yang dikhususkan untuk menampung anak-anak dari timur ( Papua ) khususnya yang tempat tinggal nya sedang dilanda konflik baik itu konflik internal suku, keamanan hingga konflik agama. Kebanyakan (bahkan gue kira semua nya) adalah anak-anak yang berasal dari Manokwari, Papua. Kawan-kawan ada yang pernah mendengar kisah Manokwari kota Injil ? Yup, itu lah salah satu alasan pengelola panti ini lebih mengkhususkan untuk menampung anak-anak dari manokwari.

  

Di kota tersebut kerap kali terjadi konflik (insiden) yang berkaitan hal nya dengan masalah agama. Banyak misionaris yang berada disana yang berusaha agar kota tersebut bersih dari sentuhan Islam. Mereka tidak mengizinkan adanya wanita berjilbab ( menutup aurat ), melarang akan Al-Qur'an, melarang azan dan lain sebagainya. Na'uzubillah, sungguh tak punya hati sepertinya. Padahal negara kita ini kan punya kebebasan beragama dimana pun, terlebih mayoritas Islam. Bahkan, di kota tersebut banyak terdapat rumah ibadah Kristiani di bangun sementara pembangunan masjid di haramkan. Masjid baru bisa ditemukan sekitar lebih dari 50 km dari tempat penduduk. Itu pun hanya sebuah mushollah kecil. Sebenanra banyak juga warga muslim disana yang hendak meng-hibahkan tanahnya dan hartanya untuk membangun masjid. Namun sayang sekali karena mereka tidak mendapatkan izin untuk melakukan pembangunan masjid. Disini kita bisa lihat bahwa sebenarnya mereka ingin, mampu dan sanggup untuk memakmurkan islam, tetapi meraka justru di halang untuk tetap beribadah, Astaghfirullah. (lihat postingan sebelumnya untuk lebih lengkapnya tentang Manokwari sebagai kota Injil)

 

Baik, cukup mungkin kita flashback peristiwa tersebut. Namun, bukan berarti do'a kita cukup untuk kemerdekaan Islam disana. Semoga Allah Swt. memberikan jalan, kekuatan dan kemudahan kepada saudara-saudara seiman kita disana dalam melalui cobaan yang sedang mereka hadapi. Begitu juga dengan kita yang ada disini, amin yarabbal alamin,, :-)

 

Baik, kita kembali ke panti. Ada belasan anak berusia rata-rata sekitar 7-11 tahun yang tinggal disana. mereka semua adalah korban konflik di manokwari. Mereka di bawa ke Bogor guna melindungi anak-anak tersebut dari bahaya peperangan yang sering terjadi di kota asal mereka. Salah satu anak yang yang kami tanya mengaku di bawa ke panti tersebut saat ia masih sangat kecil dimana ia belum mengenal saudaranya sendiri. Tragis memang, keluarganya meninggal semua dalam insiden terbaliknya perahu yang mereka tumpangi. Bisa kita bayangkan sekecil apa anak itu sudah ditinggal mati keluarganya. Saat ditanya jumlah kakak nya saja dia tidak tau, :'(

 

Ada kisah lain lagi dari anak yang berbeda, Tamrin namanya. Ini pengalaman asli orang tuanya. Ketika ayah nya dan beberapa orang temannya sedang masuk hutan (entah berburu atau apa), kelompok ayahnya menemui sekelompok orang hutan (bukan orang utan lho, tapi orang yang asli tinggal di dalam hutan dengan kehidupan yang primitif). Orang hutan tersebut terkenal dengan kesadisannya. Entah karena takut atau apa tak jelas saya dengar dari awal kemarin, ayah Tamrin menebas leher salah satu orang hutan tersebut hingga putus, kepala mental keatas dengan darah segar menyembur keluar dari leher dan tubuh terkapar. Na'uzubillah, di luar dugaan kepala yang terpotong justru seakan dirasuki dan menggelinding mengejar ayah tamrin berlari (diduga kuat masih ada kepercayaan mistik disana). Hingga saat ini kabar ayah tamrin pun tak diketahui secara pasti. Tamrin pun diajak ke Bogor guna dilindungi jiwa, keceriaan serta kehidupan kanak-kanaknya. Sungguh kasihan anak itu.

  

Hmmm... sama sekali tak ada niat menakut-nakuti dengan membuat postingan ini, tetapi ingin mengingatkan kawan-kawan kembali khususnya bagi diri pribadi sendiri, untuk tetap bersyukur kepada Allah Swt. karena diberikan kehidupan yang jauh lebih baik dari pada saudara-saudara kita di pedalaman timur sana. Nasib kita, keluarga kita dan masyarakat tempat tinggal kita pun cenderung bernasib lebih baik di bandingkan keadaan disana. Miris hati kami mendengan cerita-cerita dari anak-anak polos di panti itu.

  

Mmmm. ... baik lah, sekarang gue mau berbagi cerita tentang kegiatan kami disana mulai dari garis start kami di sekolah kami yang tercinta. Selasa pagi pukul 8.00 beberapa anak perempuan telah bersiap di sekolah dengan beberapa bawaan yang hendak di sumbangkan. Dasar kami penganut jam karet, janjian jam 8 teng-teng, malah jam 10 baru terkumpul. Hmm... yasudah lah, yang penting gue juga udah ontime kok datangnya, menunggu tak apa ditemani beberapa teman yang datang sambil menikmati indahnya rintik-rintik hujan. Sesaat sebelum berangkat kami melakukan rapat kecil bertepatan saat hujan makin deras. Walau terasa dingin, namun semangat untuk beramal dan bersilaturahmi kami tetap berkobar menghangatkan badan,, ( agak lebay gak si ?hehe,, ). Usai mengemasi baranga-barang ke dalam 2 mobil probadi dan 1 mobil sewaan, kami pun berangkat kalau tidak salah jam 10 lewat kami keluar gerbang sekolah.

  

Setelah mengalami perjalanan yang cukup memegalkan kaki karena tidak nyaman duduk dengan tumpukan barang dan lama karena mobil yang gue tumpangi sempat tersasar akhirnya kami tiba ti tujuan pukul 1 siang, wah, kacau! hehehe,,,

  

Tiba disana, kami di sambut hangat oleh beberapa anak panti yang mendatangi kami satu per satu menyalami dan mencium tangan kami. Waduh, agak sungkan juga kami di cium tangannya yang ada biasanya kami yang mencium tangan bapak dan ibu guru tiap pagi di gerbang sekolah. Selama ini jarang yang mencium tangan kami kecuali adik, itu pun kalau tidak bandel,,, hehehe... "Kita kayanya udah nampak kaya orang tua nih diginiin", cetus salah satu teman gue diikuti cengiran beberapa teman yang lain.

 

Usai turun semua para pria mengangkut barang dari mobil ke aula (sebenarnya cuma beberapa pria krn yang lain seakan langsung kabur gitu,,, hahahaha,,,,). Aulanya tidak besar itu pun masih kotor karena sedang dalam tahap pembangunan. Kata pengelola ada dermawan yang mau membiayai pembangunan aula serta tempat tinggal anak-anak. di Aula kami disuguhi pisang goreng hangat dan teh manis hangat. Wah, mantab, tau saja kami sedang kelaparan dan kedinginan,,, beberapa detik, 3 piring lenyap dari penglihatan dan beberapa detik kemudian tau-tau kembali dengan kosong, ckckck,,,

 

Kami di putarkan sebuah film dokumentasi perjalanan Habib Munzir yang berkunjung ke daerah Manokwari, nah disinilah cerita manokwari dibuka oleh ibu pengelola panti. Tercengan-cengang entah iba, tak paham, lelah tau apa, raut wajah kami seolah melemas.Usai mencicipi pisang goreng dan teh hangat, kami pun bergegas untuk melaksanakan shalat zuhur berjama'ah. Wah miris kembali hati kami, melihat sebuah bangunan di depan masjid yang nampak sangat rapuh hampir rubuh, Menurut pandangan gue bangunan itu adalah kelas karena bentuk nya memang seperti sekolah dengan koridor serta beberapa pintu kelas. Nih foto yang sempat saya ambil :

  

Usai shalat, kami kembali ke aula untuk makan siang bersama. Wah, seru sekali karena suasana siangnya tak se mendung pagi hari. Usai makan sambil melanjutkan tontonan sebelumnya, anak-anak panti mencoba menunjukkan kebolehan qasidah mereka. Wah, keren deh, tak kalah mereka dengan pemain-pemain profesional, mungkin karena tiap hari berlatih ya.. ^_^

  

Nah, usai makan siang dan pertunjukan ini, kita kembali ke lapangan untuk melaksanakan games bersama. Wah, yang ini juga gak kalah seru deh. ada lomba meniup balon hingga pecah, disini yang bermain adalah kami sebagai kakak-kakak nya yang berusaha memenangkan hadiah untuk adik panti yang jadi teman tim. gue dapat giliran untuk memperjuangkan kemenangan Dahlan salah satu anak panti ini. Wah, Padahal gue ngeri banget kalau sampai meledak di mulut gue... hiiii.... tapi gue tetap nekat untuk meniup dan memenangkan perlombaan, jadi dahlan berhak atas hadiah pertamanya. yeee,,,, ^_^ selamat ya dahlan !

 

Selain itu ada juga lomba bawa kelereng di atas sendok, makan kerupuk dll, pokoknya games nya udah kaya 17 agustusan dah, cuma kurang tarik tambang dan panjat pinang. hahaha,,, tapi yang ini bukan hanya sekedar 17-an lho, tapi juga untuk menjalin tali silaturahmi, :-)

  

wah, usai games, kami melaksanakan shalat ashar berjama'ah. Usai shalat dilanjutkan bermain bola dan pembagian bingkisan. wah, anak-anak tampak antusias lho. Tampak keceriaan dan kedekatan mereka dengan kami yang baru pertama kali datang. Sungguh anak-anak yang ramah. :-)

  

Hmm... usai bermain, kami pun mendokumentasikan beberapa gambar bersama mereka. Sayangnya pakai kamera teman, jadi gue blm bisa dapat, mungkin pas masuk sekolah baru bisa di post, T_T...

  

Nah, sampailah di penghujung kunjungan, usai pamit kami pun kembali ke mobil dan menuju pulang ke sekolah. Kejadian unik lagi nih, para pria punya ide untuk mampir ke rumah salah satu teman kami di bogor untuk makan duren bersama. Dibeli lah kalau tidak salah 10 buah duren yang dijajahkan di pinggir jalan. Wah mantab deh,,,, tapiiiii,,, ternyata salah satu mobil sudah masuk tol pulang ke jakarta, jadi ya tidak jadi ke rumah teman yang di bogor. hufth,,,, :-(

 

Planing pun di ganti untuk makan duren bersama di rumah teman yang dekat sekolah. Wah pada setuju juga setelah saling telepon-telepon an setiap mobil. hmmm.... meluncur ke apartemen teman kami di daerah salemba.

  

Sampai pukul 5 nyaris pukul 6. Langsung tiba ambil pisau dan babat habis durennya. Entah tangan siapa mencomot tangan siapa berebut duren. Nah, pas durennya ketemu mulut dan lidah masing-masing, serasa serentak mengeluh karena rasa durennya mengecewakan,, :-( ( ketipu kita, kirain manis ternyata hambar,, T_T )

  

Yasudah, kecewa. Usai shalat maghrib kami pun pulang kerumah masing-masing,

 

Wah, sungguh pengalaman yang mengesankan. Kekompakan kami serasa di charge ulang. Semoga kompak selalu Pa-Du.

 

Pesan dari kami : Isi liburan dengan hal yang lebih berguna bagi diri sendiri maupun orang lain tanpa mengenyampingkan kekompakan. ;-)

 

Wassalamu 'alaikum

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan yang mau ikut berekspresi dan berpartisipasi